Tahun Baru...Baru
Refleksi tahun baru Masehi 2009 dan Hijriyah 1430
Oleh: Asep M Tamam*
Boleh jadi, isi dari 1000 batok kepala akan berbeda dalam melengkapi titik-titik (…) di atas. Isian akan sesuai dengan kondisi, situasi, jenis kelamin, jenis pekerjaan, kecenderungan, minat, status, profesi dan suasana hati. Mungkin bisa disebutkan di antara isi titik-titik (…) itu adalah semangat, gairah, gaji, suasana, honor, penampilan, kendaraan, HP, nasib, prestasi dan lain-lain. Atau mungkin boleh diisi dengan kata pacar atau kekasih, asalkan yang dipilih bukan kata ….istri!
Lupakan dulu titik-titik (...) di atas, lalu kita baca koran atau nonton teve. Baraya-baraya kita nun di sana, di Palestina, India, Pakistan, Irak, Yunani, Thailand dan negara-negara lainnya, mereka menyambut tahun baru dalam suasana yang kurang bersahabat. Di tanah air, bencana banjir, longsor, dengan segala penyakit yang mengiringinya; ispa, diare, muntaber, demam berdarah dan lain-lain masih dan terus mengancam dari utara sampai selatan dan dari timur sampai barat tanah air tercinta. Coba juga tengok ke berbagai rumah sakit, saudara-saudara kita pastinya akan menyambut udara baru di tahun baru dengan tergolek lemas di dipan-dipan bangsal. Tengok juga tempat-tempat pengungsian, rasa kehilangan anggota keluarga dan harta telah melupakan mereka dari hura-hura dan pesta tahun baru.
Di belahan bumi yang lain, beribu-ribu bahkan berjuta-juta Baraya-baraya kita lainnya juga sedang bersiap-siap menyambut tahun baru dengan warna-warni acara pesta, happy-happy dan hiburan-hiburan yang menjanjikan "surga semalam". Sudah pasti harga semalam atas apa yang mereka bayar (konsumen) atau yang mereka terima (pelaku huburan) lain dari biasanya, bisa berlipat dua,
Agama kita mengajarkan, bahwa setiap pergantian masa, (siang dan malam, hari, minggu, bulan dan tahun) berisi hikmah yang sangat besar bagi dua golongan manusia : Pertama bagi mereka yang ingin memetik pelajaran dan peringatan dan Kedua, bagi mereka yang pandai bersyukur (QS al-Furqon (25) : 62). Pergantian tahun 2008 ke 2009 seharusnya menggugah manusia, menyadarkan kita semua, bahwa semua orang tidak ada yang tetap dalam keadaannya, tapi terus berubah dan aneka perubahan terus terjadi. Maka, kita akan selalu waspada, hati-hati dan pasti menyiapkan bekal menghadapi perubahan yang akan terjadi (Tadzakkur). Namun tak cukup dengan Tadzakkur, kita juga harus Tasyakkur, bersyukur atas sedikit-banyak nikmat yang kita terima sepanjang 2008. bertambah "Pandai" kita bersyukur, bertambah besar pula tambahan nikmat-Nya pada kita. Karena, bagi orang yang "bodoh" bersyukur, sebesar apapun nikmat-Nya akan dirasa hampa adanya.
Penanggalan Hijriyah, nasibmu kini
Ironi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan pengetahuan umat Islam tentang kalender Hijriyah. Jangankan kaum Awwam, kalangan agamawanpun banyak yang menjawab duka, teu terang… ketika ditanya tanggal, bulan dan tahun berapa Hijriyah hari ini. Rupanya pertempuran budaya global telah mendesak dan menghempaskan kalender Hijriyah hingga terlempar ke pojokan. Kita sedang hidup dalam siklus di mana Islam dalam konteks budaya global termarginalkan. Akan datang masanya, di mana siklus itu berpihak pada Islam sebagai pemenang dan pemegang, seperti terjadi pada zaman keemasannya abad 9-12 yang lalu, dan kita hadir menyaksikannya.
Optimis, Kenapa tidak?
Kita kembali ke titik-titik (…), lalu mari kita mengintip tahun 2009 M. atau 1430 H. yang akan bersama kita jelang beberapa saat ke depan. Tentunya masing-masing kita punya tekad, rencana, obsesi atau cita-cita yang di tahun 2008 ini tak kesampaian. Sah saja kita bermimpi, karena banyak juga miracles, keajaiban yang terwujud dari mimpi. Bila kepala negara kita memprediksi tahun 2009 menjadi tahun yang berat dan menyesakkan dari sisi ekonomi nasional sebagai imbas resesi ekonomi global, maka hal itu ditambah dengan siklus lima tahunan pemilihan umum; dari pemilihan anggota dewan tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi dan DPR RI sampai pemilihan presiden. Tentu, kenduri politik besar-besaran di tengah himpitan resesi ekonomi ini, ‘pemandangan’nya akan terbaca lain.
Tapi, optimisme di tengah posisi politik ekonomi yang masih unpredictable bagi kita tak bisa ditawar-tawar lagi. Agama mengajarkan, di tengah satu kesulitan terdapat dua kemudahan (QS. Al- Insyirah [94]: 5-6). Tahun baru Masehi 2009 (Kamis, 1 Januari) dan tahun baru Hijriyah 1430 (Senin, 1 Muharram) yang akan kita songsong, seharusnya menambah gairah kerja, gairah belajar, dan gairah pencarian diri sendiri, sehingga potensi yang kita miliki optimal tergali.
Wallaahu min waraa al- qashd
*Ketua jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIC Cipasung, mengajar Bahasa Arab di STAI Tasikmalaya
.
Posting Komentar