Minggu, 21 Desember 2008

ISLAM DI ANTARA ULAMA DAN PENGUASA


ilmu dengan segala poin positifnya telah dijadikan patron utama oleh Allah SWT untuk menjadikan seseorang terhormat dan dimulyakan sebagai ulama. Kecintaan para ulama terhadap ilmu, pengorbanan jiwa, tenaga, waktu dan harta demi ilmu, telah membuat mereka menjadi oase di tengah dahaga umat, mereka laksana butiran-butiran mutiara di tengah gunungan tanah, Lumpur, pasir dan batu

penulis mengajak kita semua untuk bernostalgia, menyelam ke kedalaman samudra kehidupan ulama terdahulu, menghirup di balik keharuman nama serta ketinggian penghargaan dan penghormatan umat kepada mereka.

Maka dengan ilmu pula Allah memilih gelintir-gelintir umat dari milyaran manusia yang lahir dari rahim dunia. Dari dahulu sampai sekarang, puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan manusia-manusia pilihan telah menghiasi cakrawala pemikiran dunia. Mereka adalah para ulama yang jasadnya telah mati, umurnya telah habis, tapi "umur kedua'nya" 21 akan abadi dan tetap dikenang dalam sanubari umat.

Tidak terhitung buku yang telah mengangkat ketinggian ilmu, kemulyaan akhlak, kesungguhan ibadah dan pahit manis kehidupan mereka yang semuanya telah menjadi inspirasi dan inisiasi umat setelah mereka dalam memasyarakatkan ilmu-ilmunya Allah..

Secara umum para ulama besar terdahulu adalah hamba-hamba Allah "biasa yang luar biasa". Ada hal-hal yang membawa mereka sampai ke puncak popolaritas dunia ilmu. Ada kelebihan-kelebihan yang sengaja Allah titipkan dalam otak/akal dan hati mereka, ada kesiapan-kesiapan lahir bathin, perpaduan antara kehendak Allah dengan usaha keras mereka.

Dari beberapa buku yang penulis baca, tersimpul beberapa hal yang membawa mereka khususnya dan ulama-ulama panutan jaman sekarang pada umumnya sampai kepada derajat demikian, diantaranya: Hapal AlQur'an, ribuan hadits dan sya'ir-sya'ir arab, banyak guru, lamanya belajar, kesulitan dan rintangan selama belajar, Keseimbangan antara aktivitas "Rabbani" dengan interaksi sosial,kuang minat terhadap kursi kekuasaan politik, dan lain-lain seperti: Mencintai kebersihan, banyak diam, ditanya tak menjawab, banyak yang tidak suka, dan banyaknya orang yang hadir dalam acara pemakaman.

. Mereka bukan hanya penghamba malam, tapi juga pengabdi sosial yang selalu mendengar setiap denyut nadi masyarakat.

28 Lebih dari itu, mereka bahkan lebih memilih hukuman penguasa dibanding kursi istana. imam Hanafi ditangkap, dipenjara, dicambuk setiap hari, leher dikalungi rantai besi dan wafat setelah mereka diberi minuman beracun. Imam Maliki pernah didera oleh penguasa, diikat dengan tali dan dinaikan ke atas unta, diarak keliling kota, dicambuk lagi sampai kedua tulang belikat beliau tercabut keluar dari lengannya. Imam Syafi'i juga pernah mendapat ujian, beliau dirantai, dipenjara dan hampir dipenggal kepalanya. Imam Hambali bahkan dirantai, dipenjara, didera sampai berdarah dan pingsan, dilemparkan di tanah dan diinjak-injak, 28 tahun beliau dipenjara sampai meninggal melewati 4 khalifah Abbasiyah, Al-Mamun, Al-Muttashim, Al-Mutawakkil. masih banyak pula ulama lain setelah mereka yang bernasib serupa, meninggal di tangan penguasa.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Followers

arabiyyatuna © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO