Rabu, 17 Desember 2008

KEMENANGAN OBAMA DAN NASIB KITA


Oleh: Asep M Tamam*

Bila ditanya, siapa orang yang paling terkenal di dunia saat ini? jawabannya tentulah Barack Hussein Obama. Dan memang, sejak majalah Time edisi The Most Influential People in the World (14 Mei 2007) menobatkannya sebagai orang paling populer dalam bidang leaders & Revolutioners, popularitas Obama kian meroket.

Jauh-jauh hari sebelum kemenangannya terjadi hari Rabu, 5 November kemarin, rakyat Indonesia sudah menganggap Obama telah menjadi pemenang. Antusiasme rakyat kita dilandaskan pada kenyataan bahwa dialah satu-satunya calon Presiden Amerika yang sangat kuat Indonesian Connection dan Muslim Connectionnya. Kedekatan Obama dengan Indonesia ini, di Amerika sendiri menjadi sumber kontroversi. M. Yusuf Kalla, wapres kita, dalam wawancaranya di salah satu stasiun televisi (Rabu, 5 Novemeber 2008) menyatakan bahwa bagi Obama sendiri, isu ke-Indonesiaan yang melekat pada diri Obama justru merugikan baginya. Untung saja, media terkemuka seperti Time, New Yorker, News week, Los Angeles Times, Rolling Stone dengan hati-hati dan proporsional menceritakan periode pra-remaja Obama yang selama empat tahun menjadi ‘anak Menteng’ ini.

Mengapa orang benci Amerika?

Why do people hate Amerika? Demikian judul buku yang ditulis Ziauddin Sardar dan Merryl Wyn Davies. Buku setebal 400 halaman ini memaparkan jawaban dari rentetan pertanyaan yang terpendam lama di hati nurani rakyat Amerika yang sering dikecewakan para pemimpinnya dalam menerapkan kebijakan-kebijakan politik ekonomi negaranya.

Buku ini mengungkap berbagai bahasa kebencian warga dunia beserta alasan-alasan logis bukan hanya dari warga muslim di berbagai belahan dunia, tapi juga dari warga non-muslim. Bila rakyat Indonesia —seperti yang biasa kita simak dari berbagai acara-acara TV dan opin-opini di media massa— sedemikian kuat, maka apalagi bahasa kebencian yang diekspresikan rakyat Irak, Iran, Afganistan, Pakistan, Mesir, Palestina, negara-negara di Amerika Latin, dan negara-negara lainnya yang secara langsung mendapatkan gempuran pisik dan psikis dari kecongkakan dan kepongahan para pemimpin Amerika yang disinyalir menjadi antek-antek Yahudi itu.

Chris Toensing, editor terkenal dari Middle East Report misalnya, ketika menyepi di pelabuhan Suez Mesir dimarahi seorang pramusaji yang mengatakan, “Mengapa kalian orang-orang Amerika membenci kami orang Islam dan selalu membela Israel? Resolusi 242 PBB jelas-jelas mendefinisikan pendudukan Israel terhadap Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur sebagai tidak sah dan mendesak Israel mundur dari negeri yang mereka duduki semenjak perang tahun 1967 itu. tetapi Israel malah menerima 40% dari seluruh bantuan luar negeri Amerika, atau lebih dari $3.5 milyar setiap tahunnya. Asumsinya tiap orang Israel mendapatkan $500, sementara kami rakyat Mesir hanya menerima $656 tahun ini.” Pramusaji itupun melanjutkan, “Mengapa Amerika selalu mendukung Israel padahal Israel tak henti-hentinya menindas bangsa Arab? Bukti menunjukkan bahwa sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika terhadap Irak manghukum warga sipil Irak. Sebuah studi UNICEF pada tahun 1999 mengungkapkan bahwa 500.000 anak-anak di Irak di bawah usia lima tahun hidup dalam kondisi psikologis yang tertekan.” Akhirnya pramusaji tadi mengatakan, “Satu-satunya logika yang dapat dicerna adalah bahwa Amerika sedang memerangi agama Islam.”

Harapan di pundak Obama

Kamis, 6 November 2008, sejak pagi hari berbagai stasiun TV memberitakan banjir ucapan selamat atas kemenangan Obama dari berbagai kalangan, bukan hanya pemimpin dunia, tetapi juga dari rakyat di berbagai negara, sampai anak-anak SD di Menteng, tempat Obama kecil melewati empat tahun masa SDnya.

Perayaan di berbagai belahan bumi ini, untuk hari ini, menyiratkan kekecewaan mendalam akan kebijakan beberapa pemimpin Amerika sebelum Obama. Harapan warga dunia akan perubahan kebijakan Amerika di pundak Obama sedemikian memuncak. Wajah Amerika ke depan ditentukan oleh beberapa ons otak yang ada di dalam kepala lelaki berkulit hitam yang berusia 47 tahun ini.

Sejauh ini, nilai Obama di mata publik dunia adalah A plus. Tapi kita tak pernah tahu, seminggu, sebulan dan setahun ke depan nilai itu masih bertahan atau malah turun ke nilai C minus. Tapi kita bisa menyimak beberapa komentar dari berbagai referensi, di antaranya Barack Hussein Obama karya Anwar Holid. Anwar Holid mengatakan bahwa Obama adalah kandidat presiden AS yang paling unik sepanjang sejarah karena latar belakang keluarganya yang multietnis dan isu bahwa dia adalah seorang muslim. Sosoknya mewakili harapan akan Amerika Serikat yang manusiawi, inklusif dan toleran.

Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam Republika, 20 Mei 2007 menuliskan bahwa Obama punya peluang untuk membuktikan impian menampilkan Amerika sebagai bangsa yang punya hati nurani. Lain lagi cerita Hasan Wirayuda, MENLU kita yang kebetulan menjadi rekan Obama di Harvard Law School menyampaikan kesannya bahwa Obama adalah seorang yang cerdas, sederhana dan rendah hati.

Dari berbagai suguhan berita di berbagai TV yang sebetulnya sudah riuh semenjak beberapa bulan ke belakang, tentunya kita menangkap signal positif ke arah kebijakan baru dari Obama yang lebih membela kepentingan warga dunia yang menyeluruh, tanpa menyakiti perasaan berbagai kalangan minoritas yang seperti dipraktekkan oleh beberapa presiden sebelumnya. Ketidak adilan global yang diperagakan para pemimpin Amerika, selama ini selalu mencolok mata kita, terutama warga muslim dunia. Keangkuhan demi keangkuhan ini mengundang kegeraman yang terus terakumulasi sehingga ketika hari ini, kita menghadiri kemenangan Obama, maka perayaan akan kemenangannya mungkin merupakan perayaan paling histeria yang pernah dirayakan penduduk bumi ini sepanjang masa.

Ya, Obama adalah fenomena, rising star yang baru saja menunggangi angin dunia ini, harus segera menjadi pemimpin yang mengayomi minoritas, memperkuat yang lemah dan mengayomi yang miskin. Ia tidak boleh seperti para pendahulunya yang tidak populer akibat ketetapan politik yang sangat agresif , militeristik dan suka campur tangan pada urusan dalam negeri negara-negara lain.

*Dosen IAIC Cipasung dan STAI Tasikmalaya

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Followers

arabiyyatuna © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO