Kamis, 26 Maret 2009

prahara di tengah keluarga nabi

Oleh: Asep M Tamam*

Rabi’ul awwal atau bulan Maulid ada di ujung hari-harinya. Namun kesan dan pelajaran dari bulan mulia ini tak akan pernah kering. Lantunan puja sanjung tanda cinta umat meruah memenuhi relung-relung bulan ini. Sebagian umat Islam menikmati bulan ini hanya sebatas ritual seremonial belaka, sebagian lainnya merefleksi perjuangan, pengorbanan dan keteladanan sang nabi dengan lebih jauh; membumikan tindakan, perbuatan dan ucapan mereka berdasar sunnahnya.

Muhammad SAW, adalah figur sentral umat Islam yang ingin membahagiakan diri dalam setiap episode hidupnya. Dan, babak demi babak kehidupan nabi merupakan babak hidup yang tak putus dirundung malang. Perihnya hidup di jalur dakwah dan kerasnya tantangan karena memperjuangkan nilai-nilai kebenaran adalah hal yang harus ditempuh siapapun yang siap dan rela menghambakan dirinya di jalan Allah SWT. Nabi SAW sendiri menyabdakan, “orang yang paling keras tantangan hidupnya adalah para nabi” (HR. Bukhari Muslim). Maka sejatinya, kepahitan yang juga senantiasa menyertai hidup kita akan mengantarkan kedekatan dan kemesraan kita dengan pemberi cobaan itu, seperti juga yang dinikmati nabi dalam hidupnya.

Tak hanya kenistaan hidup, kepahitan yang sempat menghampiri kehidupan rumah tangga nabi, harusnya juga dijadikan pegangan ketika di tengah keluarga kita pun terjadi kemelut, prahara atau badai yang seringnya mengganggu sisi lahir maupun dimensi batin suami dan isteri. Ketika pengetahuan kita tentang sejarah keluarga nabi sampai kepada sisi yang demikian, maka apapun yang terjadi antara pasangan suami dan isteri akan dirasa lebih ringan dan keutuhan hubungan pun akan terjaga.

Setidaknya, ada dua prahara yang pernah menerjang keluarga nabi. Dari apa yang akan terpapar berikut ini kita bisa menakar sejauhmana prahara yang menimpa keluarga kita, seberapa kuat kita merasakan tusukan batin yang ditimbulkannya dan seberapa keras kerja kita dalam menghadapi dan mengupayakan jalan keluarnya.

HADITS IFKI (BERITA BOHONG)
Kisah ini telah menguras emosi dan air mata bagi seorang Aisyah RA. Bagaimana tidak? Karena peristiwa ini, dua puluh hari lebih ia sakit keras dan merasa terusir dari rumah nabi dan tak seperti isteri-isteri yang lain, selama waktu itu ia tak merasakan pesona manusia teragung, suaminya sendiri, Muhammad SAW.

Dalam buku asbab al- Nuzulnya imam al- Wahidi atau buku Lubaab al- Nuqulnya imam Suyuthi disebutkan, berita bohong ini terjadi sepulang dari perang Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula Aisyah berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. Aisyah keluar dari sekedup (sejenis tandu yang digotong) untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah ada dalam sekedup. Setelah 'Aisyah mengetahui sekedupnya sudah berangkat, dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat di tempat itu seorang sahabat nabi, Shafwan ibnu Mu'aththal. Diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, isteri Rasul!" Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Shafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut versi masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, maka fitnah atas Aisyah RA itupun bertambah luas sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

DR. al- Syirbashi, dalam bukunya, Yasaluunaka fi al- Diin wal- Hayaat sampai menyatakan bahwa orang cerdaspun akan mudah terhasut oleh issu murahan yang paling diminati penduduk jagat pemburu kuliner gossip, apalagi ini berhubungan dengan keluarga nabi. Dalam kegamangan suasana itu, nabi tak mampu menentukan sikap dan Aisyah pun pulang untuk tinggal bersama orang tuanya. Dua manusia yang saling cinta dan saling membutuhkan ini pun terpisah untuk sekian lamanya.

Karena hebatnya gossip ini, hubungan Aisyah dengan Ali RA. pun merenggang. Ali dikisahkan merupakan salah seorang yang tidak membohongkan kebenaran peristiwa yang ‘menghebohkan’ ini. sementara itu, tiga orang dihukum dera delapan puluh kali karena terhasut dan ikut menyebarkan berita bohong ini. Mereka adalah Hamnah binti Jahsy, Mishthah bin Atsatsah dan Hasan bin Tsabit.

Gonjang-ganjing peristiwa ini berakhir dengan happy ending. Allah SWT menurunkan ayat yang menghibur nabi, terutama Aisyah dan menyatukan dua insan itu dalam ikatan yang lebih mesra lagi. Allah bebaskan ia dari segala tuduhan dari atas langit ke tujuh. Maka Aisyah pun digelari Al- mubarra ah (terbebas dari tuduhan). Ayat yang menyatukan kembali pasangan suami isteri yang saling menyayangi ini adalah surat an- Nur [24]: 11-19. Ayat pembebas itu berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”

KELAHIRAN IBRAHIM DARI MARIA
Husain Haikal, penulis buku Hayaat Muhammad menjelaskan, prahara yang menguras emosi nabi, para isterinya sampai melibatkan emosi kalangan sahabat ini terjadi ketika usia nabi lewat enam puluh tahun. Sebulan lebih nabi tak menegur isteri-isterinya dan nabi, isteri-isterinya dan para sahabat ada dalam posisi yang serba salah. Abu Bakar sampai memukul putrinya, Aisyah, dan Umar memukul putrinya, Hafshah. Buntut dari prahara ini adalah munculnya issu di kalangan sahabat bahwa nabi akan menceraikan semua isteri-isterinya

Kelahiran Ibrahim dari Marialah yang membuat isteri-isteri nabi cemburu, lalu mereka salah langkah. Maria adalah wanita shalihah yang dihadiahkan sahabat nabi, Mukaukis raja Habasyah. Dari dialah nabi memperoleh anak; hal yang tidak ia terima dari isteri-isterinya selain Hadijah, isteri pertamanya. Kecemburuan isteri-isteri nabi memuncak. Mereka bersepakat untuk membuat nabi merasa tertekan dan merasa bersalah. ‘Kelakuan’ mereka membuat kemelut rumah tangga menjadi bertambah runyam Inilah yang membuat nabi tak keluar rumah dan untuk sekian lamanya luput dari pergaulan dengan para sahabatnya. Tapi Allah SWT membimbingnya menghadapi masalah pelik ini sehingga justru isteri-isterinyalah yang merasa bersalah, terkucil dari kalangan sahabat (laki-laki dan perempuan) dan lalu mendorong mereka datang kepada nabi dan memohon maaf. Peristiwa ini, selain menjadi sebab turunnya ayat-ayat pertama surat Al- Tahrim {66, juga menjadi sebab turunnya ayat ke 28-29 dari surat al- Ahzab {34}.

Lagi-lagi, kisah berat yang melanda keluarga nabi ini berakhir dengan happy ending. Nabi menerima mereka kembali dan suasana dalam rumah tangga pun menjadi lebih indah lagi. Unek-unek mereka sebagai isteri nabi yang tersalurkan di tengah konflik dan mengundang antipati dari para sahabat menjadi pelajaran berharga bagi mereka khususnya, isteri-isteri para sahabat, dan tentunya untuk seluruh keluarga muslim yang hidup di sepanjang masa.

Dua peristiwa pahit yang dialami nabi dan isteri-isterinya ini, adalah bekal teramat berharga bagi para pasangan suami isteri dari keluarga muslim manapun yang hidup dalam naungan ajaran-ajaran suci agama Islam. Sehebat apapun kita, tak ada yang mampu untuk menghindari diri dari kemelut rumah tangga. Namun sikap kita dalam menghadapi prahara dalam hidup berumah tangga, berarti harus mengacu pada akhlak dan teladan yang telah sukses dilalui nabi bersama keluarganya.
Wallaahu min waraa al- qashd

*Penulis adalah ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAI Cipasung. Dosen LB pada STAI Tasikmalaya dan FKIP UNIGAL Ciamis.

1 Comentário:

Anonim mengatakan...

Masij jarang penulis yang konssiten dalam sebuah pokok bahasan. Tapi Kang Asep kaya ide dan produktif. Lanjutkan!

Posting Komentar

Followers

arabiyyatuna © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO